Resume Buku: Lead Like Jesus

Minggu Kesatu Gambaran Besar: Memimpin Seperti Yesus Siapa Yang Diikuti? Tidaklah demikian di antara kamu. Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, - Matius 20:26 Banyak orang merasa tidak nyaman hanya sekedar melihat kata-kata tersebut disandingkan berpasangan. Budaya kita yang canggih mendorong kita untuk menarik garis besar tegas yang memisahkan kehidupan spiirtual dengan kehidupan sekuler kita. Iman hanya berlaku pada hari minggu atau saat berkumpul dengan keluarga. Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi. Setiap saat ketika anda berusaha mempengaruhi pikiran dan tindakan orang lain ke arah pencapaian sasaran, baik dalam kehidupan pribadi maupun profesional mereka berarti anda tengah melakukan peran kepemimpinan. Anda seorang pemimpin. Anda menjadi pemimpin setidak-tidaknya dalam dua hal. Pertama, Tuhan telah memberikan kebebasan untuk memilih bagaimana anda akan menjalani kehidupan pribadi anda, berserah kepadaNya atau tidak. Kedua, karena kepemimpinan berkaitan dengan mempengaruhi orang lain, anda adalah pemimpin dalam segala area kehidupan anda. Bagaimana anda akan memimpin? Karena memimpin seperti Yesus dimulai dengan hubungan dengan Tuhan. Pernahkah anda menundukan kepala mengaku kepadaNya bahwa anda tidak sempurna dan merima Yesus sebagai Juruselamat anda? Empat dimensi Kepemimpinan Hati dan pikiran adalah ranah internal sedangkan perilaku dan kebiasaan adalah ranah eksternal. Sementara kita menggali apa yang dimaksud dengan memimpin seperti Yesus. Keempat ranah tersebut adalah hati, pikiran, perilaku dan kebiasaan-kebiasaan. Minggu Kedua Hati – Mengubah Niat dan Motivasi Anda Mudah-mudahan Engkau berkenan akan ucapan mulutku dan renungan hatiku, ya TUHAN, gunung batuku dan penebusku – Mazmur 19:15 Pemimpin yang Melayai Diri Sendiri vs Pemimpin Hamba Ketika kita membicarakan masalah hati yang berkaitan dengan kepmimpinan tanyailah sekali lagi diri anda apakah aku pemimpin hamba atau pemimpin yang melayani diri sendiri?. Hanya sedikit orang yang mau mengakui bahwa mereka adalah pemimpin yang melayani diri sendiri. Jika saya boleh memilih saya akan memilih keptusan yang menguntungkan diri sendiri. Namun kenyataannya kita temui ada pemimpin yang sibuk melayani diri sendiri. Orang yang terdorong ambisi merasa mereka memiliki segalanya. Mereka memiliki hubungan pribadi, mereka memiliki harta mereka, mereka memiliki kedudukan mereka. Pada kenyataannya, mereka menilai jati diri mereka dari jumlah keseluruhan hubungan, harta dan kedudukan yang mereka miliki. Orang yang terpanggil berpikir semua hanya pinjaman. Mereka berpendapat hubungan mereka hanyalah titipan. Orang yang terpanggil berpendapat, harta mereka hanyalah pinjaman. Mereka menikmatinya selagi keadaan baik tapi jika tidak keadaan ekonomi memburuk, mereka rela mengurangi harta milik mereka. Orang yang terdorong ambisi sebaliknya berpikir bahwa barang siapa yang paling banyak hartanya akan menjadi pemenang. Harta mereka adalah bagian penting dari jati diri mereka. Minggu Ketiga Hati – Hanya Meninggikan Yesus Selidikilah pikiran batiniah anda dan nilailah seberapa besar ego anda itu telah mendominasi anda. Apa yang pertama kali muncul di benak anda bila terjadi suatu perubahan? Apa respon anda bila seseorang mengkritik anda? Tidakah anda mulai membela diri sendiri? Apa respon pertama anda gagal?. Jadi, ayo akuilah – ego andalah yang mengendalikan. Memimpin seperti Yesus lebih dari sekedar upaya untuk mengambil seperangkat prinsip-prinsip perilaku tertentu, sikap dan proses berpikir yang masing-masing berdiri sendiri. Hal ini merupakan suatu perjarkan alanan yang menantang dengan menyerahkan motivasi anda untuk dipimpin oleh roh Kudus setiap hari. Ini berarti meletakan kesombongan dan ketakutan anda di mezbah Tuhan untuk diubahkan. Memimpin seperti Yesus, istilah ‘heart attack’ dengan tepat menggambarkan prasyarat harga yang harus dibayar. Kita memang benar-benar memerlukan pencangkokan jantung. Kekuatan untuk memimpin seperti Yesus hanya bisa tercurah untuk hati yang menyerah dan hanya bisa mengalir keluar dari hati yang menyerah. Tidak ada jalan pintas bagi ego jika anda mau memimpin seperti Yesus. Minggu Keempat Kepala – Asumsi-asumsi dan Metode-metode Kepemimpinan Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna – Roma 12:2 Siapa yang Anda Ikuti? Visi Kepemimpinan Perjalanan untuk menjadi pemimpin hamba dan memimpin seperti Yesus mulai dari hati anda yang menyerahkan motivasi-motivasi dan niat-niat anda untuk melayani Tuhan dengan cara melayani sesama. Perjalanan itu harus berlanjut melalui ranah internal yaitu pikiran di mana terletak keyakinan-keyakinan dan perspektif-perspektif kepemimpinan anda. Ada dua peranan kepemimpinan yakni peran visioner dan peran penerapan. Beberapa orang berpendapat bahwa kepemimpinan hanyalah merupakan peran visioner sedangkan manajemen itu adalah mengenai penerapan. Bila ada pembedaan semacam itu maka manajemen tampaknya selalu berstatus kelas dua jika dibandingkan dengan kepemimpinan. Minggu Kelima Perilaku – Mengubah Cara-cara dan Metode-metode Kepemimpinan Anda Yesus berkata kepada mereka: "Mari, ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia."- Matius 4:19 Mengubah cara anda memimpin seperti Yesus bukan hanya sekedar teori. Memimpin seperti Yesus adalah tentang mengubah cara anda memimpin orang lain. Ini berarti anda sebagai seorang pemimpin anda harus menetapkan komitmen untuk benar-benar mengubah perilaku anda agar semakin seperti Yesus. Ini juga berarti anda mulai bertanya apa yang akan dilakukan Yesus? Sebelum anda bertindak sebagai pemimpin. Memimpin seperti Yesus berarti mengabdikan hidup anda bagi kehidupan orang lain yang anda pimpin. Meneladankan perilaku benar sangatlah penting bagi seorang pemimpin hamba. Cara anda menggenapi visi sebagai pemimpin yang Memimpin seperti Yesus adalah dengan membangun anak buah anda sehingga mereka dapat mewujudkan visi tersebut sekalipun anda tidak bersama dengan mereka. Tanda yang paling nyata bahwa anda adalah pemimpin hamba yang efektif bukanlah apa yang terjadi saat anda berada di tengah-tengah anak buah anda tetapi apa yang terjadi saat anda sedang tidak bersama mereka. Itulah kuasa kepemimpinan Yesus. Dia menggembleng mereka untuk menjadi penjala jasmani. Jika anda meneladani tata nilai anda dan mencurahkan waktu anda untuk membangun orang lain anda dapat meninggalkan warisan kepemimpinan hamba ketika masa kepemimpinan anda telah berlalu. Yesu menerapkan berbagai gaya kepemimpinan ketika dia mengubah dan melatih para muridNya untuk melakukan tugas sebagai penjala manusia. Kerangkan yang membantuk anda mempelajari dan menerapkan prinsip-prinsip kepemimpinan oleh Yesus itu dapat ditemukan dalam konsep kepemimpinan situasional. Sebagai seorang pemimpin hamba yang menggunakan kepemimpinan situasional. Yang pertama-tama harus dilakukan adalah menentukan tingkat perkembangan anak buah anda. Kepemimpinan situasional mengajarkan bahwa setiap orang bisa memiliki tingkat perkembangan yang berbeda-beda untuk setiap tugas atau tujuan yang harus dicapai berdasarkan dua patokan: komitmen mereka serta kompetensi mereka. Sekali lagi kami ingatkan bahwa memimpin seperti Yesus bukanlah tentang Anda tetapi tentang anda memuliakan Tuhan dengan menginvestasikan hidup anda bagi hidup orang lain yang anda pimpin. Ketika kita melihat kehidupan Yesus kita menyaksikan teladan yang sempurna dari seorang pemimpin yang tujuan utamanya adalah melaksanakan kehendak Bapa-Nya. Salah satu cara yang dilakukannya adalah dengan membentuk para murid-Nya menjadi manusia yang akan mengubah dunia. Salah satu hambatan terbesar menjadi seorang pemimpin situasional yang memimpin seperti Yesus adalah gaya kepemimpinan ini menuntut adanya suatu hubungan yang akrab. Tuntutan tanggungjawab menjadi pemimpin yang mengenali dan menanggapi kebutuhan-kebutuhan anak buah dan bukan hanya sekedar mendapatkan apa yang diinginan, menimbulkan tantanga yang berat bagi ego si pemimpin. Gaya kepemimpinan seperti itu menuntut untuk menguasai rasa takut akan kegagalan, kehilangan kendali, penolaka, dan kesombongan karena jabatannya. Perlu adanya kesadaran untuk mengakui pada diri sendiri dan pada orang lain bahwa anda mungkin belum dapat menampilkan kepemimpinan yang terbaik. Hal itu akan menentukan keyakinan anda, mengenai ‘milik siapa anda sebenarnya’ dan ‘siapa anda’ dalam Kristus. Menjadi seorang pemimpin yang memimpin seperti Yesus mengharuskan anda mengubah baik cara berpikir anda tentang kepemimpinan maupun cara nada bertindak sebagai pemimpn. Minggu Keenam Kebiasaan – Pembaharuan Harian untuk Memimpin Seperti Yesus Tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam. Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil – Mazmur 1:2-3 Tidak peduli betapa baiknya peralatan yang ada, jika anda tidak menggunakannya maka mereka tidak berguna bagi anda. Ribuan orang telah mempelajari keterampilan-keterampilan kepemimpinan situasional namun banyak yang gagal menerapkannya. Kami telah menemukan bahwa masalahnya adalah hati. Jika anda tidak memiliki hati seorang hamba yang rindu untuk membangun orng-orang yang anda pimpin, maka anda tidak mau meluangkan waktu yang diperlukan untuk bermitra dengan mereka. Sarana-sarana Pembaharuan untuk Memimpin Seperti Yesus Berbagai tekanan yang anda alami setiap hari serta konsentrasi anda pada segala tugas yang harus anda kerjakan dapat mengalihkan dan menyampingkan perspektif dan kemampuan ada untuk tetap berfokus seorang pemimpin. Ada lima kebiasaan Yesus yang merupakan komponen penting agar anda dapat memimpin seperi Yesus adalah sebagai berikut: 1. Saat teduh 2. Doa 3. Merenungkan dan menghafalkan Firman Tuhan 4. Menerima dan menanggapi kasih Tuhan tanpa syarat 5. Ikut derta dalam hubungan-hubungan pendukung Kebiasaan-kebiasaan ini mencerminkan tema sentral yang sungguh-sungguh dilakukan Yesus – untuk mengerti kehendak Allah dan b pekerjaan yang telah dipercayakan kepadaNya. Kebiasaan-kebiasaan di atas benar-benar menunjukkan jati diri dan keakrabanNya dengan Sang Bapa. Dalam kasus anda kebiasaan-kebiasaan tersebut haruslah terlebih dahulu berupaka kedisiplinan, sebelum mereka melebur menjadi kebiasaan. Kebiasaan Saat Teduh "Diamlah dan ketahuilah, bahwa Akulah Allah! Aku ditinggikan di antara bangsa-bangsa, ditinggikan di bumi!"-Mazmur 46:11 Yesus meluangkan banyak waktu untuk menyendiri sepanjang masa kepemimppinanNya. Dengan menyendiri bersaa Tuhan, Dia mencerminkan apa yang penting untuk bisa berhasil mengatasi berbagai pencobaan dan tantangan yang harus dihadapi-Nya. Bisa kita pstikan bahwa apa yang ditemukan Yesus itu sangat berguna bagi langkah hidup-Nya dalam mengemban tugas dari Bapa-Nya dan hal itu juga akan berguna bagi kita. Sesungguhnya, Dia memberi kita banyak sekali perintah berkenaan dengan kebiasaan-kebiasaan tersebut. Apa yang dimaksdukan dengan saat teduh? Saat teduh adalah saat di mana anda benar-benar hanya sendirian dalam hadirat Tuhan dan tidak berhubungan dengan orang lain. Saat teduh adalah saat anda meninggalkan hiruk pikuk pekerjaan dan urusan anda untuk menghirup kesegaran bersama Tuhan. Saat teduh adalah saat anda disegarkan dan dipulihkan dari segala kerutinan kehidupan di sekeliling anda di saat anda disadarkan bahwa dunia tidak tergantung pada anda untuk bisa berputar pada porosnya. Hal ini membuat anda menyadari bahwa pekerjaan duniawi anda tidak dapat menjadi sandaran untuk mencari makna dan nilai hidup anda. Saat teduh adalah saat kita menikmati hadirat dan sukacita ilahi. Saat teduh adalah saat di mana kita menyendiri tanpa merasa sendirian/kesepian. Saat Teduh Ketika Memilih para Pemimpin Salah satu aspek kunci dai kepemimpinan yang baik adalah memilih tim yang tepat. Selalu akan timbul tantangan terhadap EGO kita. Apakah anda hanya akan memilih orang yang berpikiran sama dengan anda? Apakah anda akan memilih orang berdasarkan catatan kinerja mereka sebelumnya? Apakah anda hanya memilih orang yang aman? Apakah anda hanya memilih yang sama saja ataukah anda berani mengambil kesempatan untuk merekrut berbagai macam golongan yang berbeda-beda untuk memperkaya keanekaragaman? Apakah anda hanya menggunakan penilaian anda sendiri? Ataukah anda mencari masukan dari orang lain yang bisa anda percayai? Saat Yesus harus memilih para murud-Nya pasti ada calon-calon lain untuk jabatan rasul tersebut yang lebih berprestasi, lebih cakap dalam mengemukakan pendapat, yang lebih berpengetahuan, lebih berpengaruh, lebih berpenampilan baik daripada mereka yang terpilih. Namun saat teduh Tuhan Yesus, Allah Bapa dengan segala kedaulatanNya dan Yesus dalam ketaaatanNya memilih orang-orang yang tepat untuk melaksanakan rencana pekerjaanNya. Di Yohanes 17:6, Yesus berdoa, Aku telah menyatakan nama-Mu kepada semua orang, yang Engkau berikan kepada-Ku dari dunia. Mereka itu milik-Mu dan Engkau telah memberikan mereka kepada-Ku dan mereka telah menuruti firman-Mu. Saat Teduh dan Doa Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus – Filipi 4:6-7. Setelah memberi makan lima ribu orang, Yesus menggunakan sat teduh sebagai pangkl untuk godaan-godaan EGO yang muncul karena adanya keberhasilan dan popularitas. Minggu Ketujuh Hidup Sebagai Pemimpin yang Memimpin Seperti Yesus Tetapi hendaklah kamu menjadi pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja; sebab jika tidak demikian kamu menipu diri sendiri – Yakobus 1:22 Penting bagi anda mempunyai komitmen untukmemimpin seperti Yesus namun yang tidak kalah pentingnya adalah anda harus mewujudkan komitmen awal anda tersebut ke dalam tindakan. Kemitraan demi kinerja merupakan perpaduan antara pikiran anda (apa yang anda ketahui dan percayai) dan perilaku anda (apa yang anda kerjakan) juga berpadu dengan hati anda (karakter) dan kebiasaan-kebiasaan anda (bagaimana anda menjaga komitmen anda). Jika anda benar-benar bermitra dengan seseorang dan membantu mereka melakukan hal-hal yang benar dengan cara yang benar anda tidak hanya harus memiliki hati seorang pemimpin hamba tetapi juga memiliki kebiasaan-kebiasaan untuk menata ulang niat-niat baik anda setiap harinya. Kekeliruan dalam Menyesuaikan Gaya Kepemimpinan dengan tingkat Perkembangan Konsepsi untuk menyesuaikan perilaku kepemimpinan anda dengan kebutuhan perkembangan anak buah anda sangatlah penting, jika anda ingin menerapkan kepemimpinan seperti Yesus setiap harinya. Hal ini merupakan unsur pokok bagi pertemuan-pertemuan yang akan anda jalankan dengan anak buah anda. Anda dikelilingi oleh manusia – dalam kehidupan pribadi anda, dalam kehidupan jemaat di gereja, dalam kehidupan profesional anda di mana orang-orang yang belum mendapat tugas itu belum pernah mendapatkan pengarahan yang jelas tentang bagaimana harus menyelesaikan tugas itu sehingga anda bisa membantu mereka untuk menyelesaikannya dengan berhasil. Menetapkan Sasaran-sasaran yang “SMART” Sebagai pemimpin anda wajib membantu anak buah anda untuk menetapkan sasaran-sasaran yang penting penting bagi kehidupan profesional dan kehidupan pribadi mereka, tergantung di mana anda berinteraksi dengan mereka. Kami menemukan bahwa menetapkan sasaran-sasaran adalah penting karena hal ini membantu menuntun dan mengarahkan penyelesaian tugas yang ingin mereka capai. Sasaran juga memperjelas rencana mereka. Apakah anda bekerja pada lembaga Kristen atau lembaga sekuler sasaran-sasaran tersebut tetap merupakan bagian yang sangat penting untuk penerapan dari hari lepas hari dalam memimpin seperti Yesus. Minggu Kedelapan Langkah Lanjut Saya untuk Memimpin Seperti Yesus Jikalau kamu tahu semua ini, maka berbahagialah kamu, jika kamu melakukannya – Yohanes 13:17 Permintaan Maaf yang Spontan Yesus bersabda, ”Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna." (Matius 5:48). Ini adalah suatu patokan yang sangat tinggi yang telah ditetapkan Yesus bagi kita dan kita perlu ingat bahwa kita semua tidak akan mampu untuk mencapai patokan terebut! Bisa saja anda telah menjawab semua pertanyaan dalam buku ini, menghadiri pertemuan kelompok kecil anda setiap hari minggu, serta menghafalkan setiap ayat hafalan, meskipun demikian saat anda telah menyelesaikan studi ini mungkin bisa saja anda belum dapat bertindak seperti pemimpin yang memimpin seperti Yesus! Anda mungkin masih membuat kesalahan. Yesus tidak pernah kehilangan kesabarannya, tidak pernah berkata kasar, tidak pernah memikirkan diri sendiri dalam menanggapi masalah yang dihadapiNya dan tidak pernah kalah dengan masalah EGO... Permintaan maaf yang sponta ... dimulai dengan Penundukan Diri Langkah pertama permintaan maaf yang sponta selalu dimulai dari kesadaran bahwa anda telah berbuat salah. Banyak pemimpin yang tidak pernah meminta maaf, karena mereka tidak sanggup mengakui kesalahan mereka. Salah satu masalah untuk mengatasi masalah EGO ialah kesediaan untuk membuka diri. Bila pemimpin hamba berbuat salah, ia mau terbuka dan mengakui hal tersebut dengan terus terang. Penundukkan diri juga berarti melangkah maju dan segera maju menemui siapapun yang mungkin telah anda sakiti dan mengakui kesalahan anda. Jangan mengulur-ulur waktu yang mungkin hanya memperburuk keadaan. Anda harus dengan rinci menyebutkan masalah kesalahan anda dan sampaikan kepada orang yang telah anda sakiti itu tentang bagaimana perasaan anda akibat kesalahan anda tersebut. Empat tantangan untuk Meninggalkan Warisan Memimpin seperti Yesus 1. Ingat: ini bukan tentang anda. Ketika tiba saatnya, Yesus duduk makan bersama-sama dengan rasul-rasul-Nya. Terjadilah juga pertengkaran di antara murid-murid Yesus, siapakah yang dapat dianggap terbesar di antara mereka (Matius 22:14,24) 2. Jalani hidup anda dengan kepercayaan diri yang berakar pada Tuhan. Yohanes 13:3, Yesus tahu, bahwa Bapa-Nya telah menyerahkan segala sesuatu kepada-Nya dan bahwa Ia datang dari Allah dan kembali kepada Allah. 3. Jalani hidup dengan penuh integritas. Yohanes 13:4-5, Lalu bangunlah Yesus dan menanggalkan jubah-Nya. Ia mengambil sehelai kain lenan dan mengikatkannya pada pinggang-Nya, kemudian Ia menuangkan air ke dalam sebuah basi, dan mulai membasuh kaki murid-murid-Nya lalu menyekanya dengan kain yang terikat pada pinggang-Nya itu. 4. Berserahlah kepada kehendak Tuhan bagi hidup anda. Yohanes 13:12-17, Sesudah Ia membasuh kaki mereka, Ia mengenakan pakaian-Nya dan kembali ke tempat-Nya. Lalu Ia berkata kepada mereka: "Mengertikah kamu apa yang telah Kuperbuat kepadamu? Kamu menyebut Aku Guru dan Tuhan, dan katamu itu tepat, sebab memang Akulah Guru dan Tuhan. Jadi jikalau Aku membasuh kakimu, Aku yang adalah Tuhan dan Gurumu, maka kamupun wajib saling membasuh kakimu; sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya seorang hamba tidaklah lebih tinggi dari pada tuannya, ataupun seorang utusan dari pada dia yang mengutusnya. Jikalau kamu tahu semua ini, maka berbahagialah kamu, jika kamu melakukannya. Catatan akhir Di mana kita bisa menemukan model kepemimpinan yang dapat mengubah hidup kita? Ken Blanchard, Lee Ross, Avery Willis dan Phil Hodges telah mengkaji sejumlah jawaban atas pertanyaan itu. Sesudah bertahun-tahun memandang kepemimpinan dari sudut pandang dunia, Ken dan Phil melakukan kajian yang mendalam atas Kitab Suci dan menemukan lebih banyak hikmat kepemimpinan ketimbang yang mereka pikirkan selama ini. Perjalanan ke "dunia dulu kala" (Yer 6:16) dan belajar bagaimana memimpin seperti Yesus dan menemukan perbedaan besar dalam hidup dan dalam kehidupan orang-orang yang dipengaruhi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sosiologi Pendidikan (Ringkasan dari buku Prof. Dr. H. Mahmud, M.Si)

Psikologi Pendidikan Kristen (Sentot Sadono)