Sui Generis

ketika teman saya menanggapi artikel saya tentang primus in orbe deus fecit timor, ia berkata, Sui generis masyarakat yang membedakan entitasnya dengan lainnya. Hasilnya "dewa" yang disembah juga berlainan.
Saya katakan ya dengan catatan,
Ya berlainan terkarakterisasi dari model dan sistem ritus tiap "aliran". Sehingga dari sistem, model dan konten ajaran kita mengatakan yg aku sembah dan yang dia sembah berbeda. Tetapi sumber utk kita mengatakan demikian pun jauh dari jangkauan pengalaman historis. Kita hanya masuk melalui tahap hermeneutis untuk meyakinkan diri bahwa "yang ini dan yang itu berbeda". Jadi rujukan dan dasar pernyataan bukan dalam ikatan dan tradisi historis penafsir. Kita hanya sama dalam seting historis dokumen tekstual. Maksudku begini, misalnya kita bicara dengan seorang eks penganut agama suku maka dia punya ikatan historis non tekstual karena dia besar di lingkungan di mana agama suku itu muncul. Beda dengan misalnya, teman saya pindah keyakinan. Kalau itu yang terjadi itulah yang saya maksud pengalaman historis dokumen tekstual. Keabsahanan perbedaan yang disembah dibuat berdasarkan tradsi historis dokumen tekstual. Kita diberitahu dan kita masuk melaluo "pengalaman orang lain, Adam, Abraham, Nuh, Musa, dll". Its not my own experience. Jadi pengalaman orang lain jadi dasar.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sosiologi Pendidikan (Ringkasan dari buku Prof. Dr. H. Mahmud, M.Si)

Psikologi Pendidikan Kristen (Sentot Sadono)