TETELESTAI
TETELESTHAI
Noh Ibrahim Boiliu
Bacaan : Yohanes 19:28-30
Ayat Renungan : Yohanes19.30
Yohanes 19:30 "Di situ
ada sebuah mangkuk penuh dengan air anggur yang
asam. Maka sebuah bunga karang dicelupkan ke dalam air anggur itu, dan
dicucukkan pada setangkai hisop, lalu diulurkan ke bibir Yesus". TB
(Terjemahan Baru)
Yohanes 19:30 "Yesus
mengecap air anggur itu lalu berkata, "Sudah selesai!" Lalu la
menundukkan kepala-Nya dan meninggal. BIS (Bahasa Indonesia
Sehari-hari)
1 Istilah penderitaan seperti yang
terdapat dalam versi Bahasa Indonesia Sehari-hari, digunakan istilah cawan. Bila
demikian maka istilah cawan dalam
Terjemahan Baru Indonesia melambangkan penderitaan. Bandingkan
Mazmur 75:9
Sebelum
lebih jauh berbicara mengenai ungkapan Tuhan Yesus yang keenam,
baiklah kita melihat
kembali sebuah pergumulan yang mendahului ungkapan-ungkapan Tuhan Yesus.
Dalam Injil Matius 26:38-39, Yesus berkata:
la berkata kepada pengikut-pengikut-Nya, "Hati-Ku sedih sekali,
rasanya seperti akan mati saja. Tinggallah kalian di sini, dan turutlah
berjaga-jaga dengan Aku." Kemudian Yesus pergi lebih jauh sedikit, lalu la
tersungkur ke tanah dan berdoa. "Bapa," kata-Nya, "kalau boleh,
jauhkanlah daripada-Ku penderitaan yang Aku harus alami ini. Tetapi jangan
menurut kemauan-Ku, melainkan menurut kemauan
Bapa saja." BIS.
Yesus dalam
kapasitas sebagai manusia, dapat merasakan "kegetiran, kegalauan dan
pergumulan yang berat dan mendalam" dari "akibat dosa". Dalam
teks Injil, kita membaca bagaimana Yesus memasuki pergumulan batin, antara
menolak atau menerima cawan sebagai lambang penderitaan.
Menerima cawan berarti siap untuk menerima kesengsaraan (Yer. 49:12; Mat. 20:22); siap untuk masuk dalam tahap merendahkan diri; siap untuk
masuk dalam tahap penghinaan, olokan, ejekan, dan sebagainya. Bahkan menerima
cawan berarti siap untuk menggantikan[1] manusia
dalam menerima murka Allah yakni salib sebab cawan tersebut berisi murka Allah (Yes. 51:17; Yer. 25:15; Why. 15:7;
16:1).
Umat Tuhan
yang terkasih, bukankah kita yang seharusnya menerima cawan tersebut sebagai
lambang penderitaan? Bukankah kita, yang keatas kepala kita cawan yang berisi
murka Allah dicurahkan?
Yesus dalam kapasitas sebagai
Allah telah mengetahui jauh kedepen tentang apa beratnya penderitaan yang harus
la tanggung. Sehingga la berkata kepada Bapa, jauhkanlah kiranya cawan atau penderitaan ini daripada-Ku. Perkataan ini juga berkaitan
dengan kapasitasnya sebagai manusia, la tahu bahwa dosa akan membuat
dirinya tidak dikenali (Yes. 52:14).
Sebelum memasuki ayat 30 dari
Yohanes 19, baiklah kita
memperhatikan Yohanes 19:28 yang berisi ucapan atau perkataan Tuhan Yesus yang
kelima "Aku haus". Ungkapan Aku haus (ayat 28) dan sudah selesai pada ayat 30 merupakan dua di antara tujuh
perkataan Tuhan Yesus di atas kayu salib, dan diakhiri dengan ungkapan ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku sebagai ungkapan terakhir. Ungkapan sudah selesai dalam bahasa Yunani disebut tetelesthai yang artinya it is finished, its complete. Ungkapann keenam diucapkan setelah Yesus berkata eloi eloi lama sabakhtani[2] barulah Ia
berkata tetelesthai - sudah selesai.
Pada waktu pukul 9 di mana
matahari mulai naik, la meminta pengampunan bagi manusia (Luk. 23:34). Pada
waktu jam 12, di mana matahari bersinar paling terik, Dia mengalami kegelapan
yang terbesar dan berteriak: "Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau
meninggalkan Aku?" (Mrk. 15:34). Pada waktu pukul 3 sore di mana matahari
mulai turun, Dia mengatakan: "Sudah genap!"[3] (Yoh. 19:30). Saudaraku, apakah saat ini
Anda sedang dalam masalah dan menurut anda itu paling kelaman dan menakutkan.
Aku katakan kepadamu pada hari ini, bahwa, jangan takut, itu sudah selesai. Jangan
engkau ditipu oleh kelamnya masalahmu, beratnya tekanan dalam hidupmu, Yesus
sudah selesaikan.
Umat Tuhan
yang terkasih, harus kita mengerti bahwa ketika Yesus meneriakan perkataan
"eloi eloi lama sabakhtani",
Yesus hendak
menunjukkan kepada dunia bahwa "ketika manusia masuk dalam dimensi dosa,
maka sesungguhnya Allah dalam dimensi-Nya yang kudus, merasa jijik, atau enggan
memalingkan wajah-Nya yang mulia kepada manusia yang berlumuran
dosa dan bahkan enggan bersahabat" alias meninggalkan manusia". Dalam
dimensi itulah, Yesus mati, darah-Nya tercurah agar membasuh manusia sehingga
manusia, kudus dan tak bercacat cela. Dengan demikian, Allah akan menjadi
sahabat manusia kini dan selamanya.
Kembali pada
ungkapan yang keenam "sudah selesai". Dalam ungkapan ini, juga
terkandung makna tujuan kedatangan-Nya ke dunia untuk
"misi penyelamatan atau penebusan" dan itu telah selesai. Cawan murka
yang seharusnya tertumpah di atas kepala manusia telah ditumpahkan
diatas kepala Yesus, yang juga termaktub dalam ungkapan "sudah
selesai", yakni "cawan murka itu telah atau sudah selesai ditumpahkan
diatas kepala-Ku" atau "murka yang ke atas kamu dicurahkan telah atau
sudah dicurahkan ke atas-Ku", Aku telah menanggung penderitaanmu. Albert Barnes dalam Note on the
Bible berkata "the meaning sayings Jesus is the work long contemplated, long promised,
long expected by prophets and saints, is done ... the declaration of the
Saviour reach every heart and affect every soul!- Ungkapan
Yesus "sudah selesai" mengandung makna sebagai suatu proklamasi
keselamatan untuk mengangkat setiap dan dan memberi pengaruh bagi setiap jiwa.
Umat Allah
yang terkasih, kemuliaan dan kemenangan Allah di dalam Kristus, bukan
dinyatakan sesudah Kristus bangkit, tetapi sudah dinyatakan sebelum Kristus
menghembuskan nafas yang terakhir, yakni dalam ungkapan "sudah
selesai". Jikalau Kristus mati di dalam kegagalan dan setelah itu baru ada
cerita tentang kebangkitan, maka kita boleh ragu-ragu akan kebangkitan dalam
Kristus. Tetapi kebangkitan orang percaya dalam Kristus merupakan satu hal yang
pasti terjadi, karena sebelum mati Kristus sudah mengatakan: "Sudah
genap!"
Ungkapan
yang keenam bukan merupakan suatu ungkapan kesudahan dari sebuah kekalahan dan kegagalan perjuangan humanis seperti yang
dituduhkan beberapa ahli teologi, juga bukan kesudahan dari sebuah
frustrasi seorang tokoh yang gagal dalam misinya.
Ungkapan ini
juga bukan berarti ungkapan untuk mengakhiri sebuah misi, bukan masa
suram dan masa kegelapan dalam sebuah misi. Teriakan ini
seumpama seorang pelari yang mencapai garis akhir dan memenangkan perlombaan.
Sepanjang jalan yang letih dan payah di dalam perlombaan yang penuh dengan
keringat dan kecapaian di dalam seluruh urat, daging dan seluruh tubuh. Pada
waktu melewati saat terakhir, melewati batas akhir, berhentilah segala letih
lesu dengan perkataan: "Sudah genap!" Inilah kalimat teragung yang
pernah diucapkan oleh manusia di dalam seluruh sejarah. Di dalam perkataan
"Sudah genap!"
Tetelesthai merupakan
ungkapan pengumuman kemenangan dan akhir
penghukuman melalui salib. Oleh karena
itu salib bukan tanda kegagalan, frustrasi,
penghukumanan, dan kekalahan melainkan
tanda kemenangan dan pengharapan.
Golgota juga bukanlah jalan terakhir (the last way) melainkan
merupakan proses menuju kemenangan dan keselamatan yang ditandai dengan
"kebangkitan Kristus". Kematian dan kebangkitan Kristus menjadi dasar
fundamental[4] iman
Kristen.
Pasca
ungkapan tetelesthai, air mata
Anda harus berhenti, beban Anda harus diletakkan, sikap hidup yang pesimis
harus berubah menjadi penuh dengan pengharapan, karena Kristus mengatakan
kalimat ini di atas kayu salib.
Makna
ungkapan "sudah selesai" dalam realitas keseharian kita sebagai orang
percaya, seringkah kita melewati jalan dan proses salib dalam hidup kita.
Namun, ingatlah pada teladan Kristus, dimana la telah melewati jalan proses
salib itu. Diujung perjalanan salib, ada keselamatan yang tersedia. Sebagai
orang percaya, ketika sedang dalam perjalanan dan proses salib dalam hidup
kita, baik proses salib dalam rumah tangga, pendidikan, pernikahan dan lain
sebagainya, ingatlah bahwa Tuhan kita pernah bahkan sudah melewati proses salib
"keselamatan". Maksudnya adalah Yesus menjalani proses tersebut dalam
ketaatan dan kerendahan hati agar memberi keselematan bagi manusia. la bergumul
dengan proses tersebut, sampai-sampai la berkata "ya Bapa, kalau boleh,
lalukan cawan/penderitaan ini daripada-Ku". Umat Tuhan, Yesus yang adalah
Tuhan kita, ketika berhadapan dengan cawan yang berisi murka Allah sebagai
lambang penderitaan, tidak memilih "mundur dan menghindar"
melainkan menjalaninya. Padahal, penderitaan tersebut seharusnya ditanggung
oleh kita, namun la bersedia agar penderitaan kita ditanggungkan ke atas-Nya.
Bagaimana? Bersediakah kita, di suatu hari nanti, harus menanggung
"persoalan atau hal lain" yang tidak seharusnya kita tanggung namun
ditanggungkannya ke atas kita? Atau sedapat-dapatnya menanggung sendiri
penderitaan kita, apakah kita akan mundur dan menghindar? Umat Tuhan,
perkataan Yesus " sudah selesai" juga menjadi proklamasi bagi orang
berdosa, bahwa dosa dunia sudah selesai ditebus.[5]
Harus dicatat
bahwa, ungkapan ini merupakan ungkapan yang menandai/sebagai:
1. Pembebasan
manusia dari dosa
2. Kemenangan
atas kuasa maut
3. Kehidupan
baru dari manusia di dalam Kristus (new life).
4. Dasar
harapan baru (new hope).
5. Pernyataan kepada
Bapa bahwa "Aku
telah selesai menanggung dosa manusia".
6. Aku telah
membayar dosa manusia dengan darah-Ku
7. Aku telah
kembali ke pangkuanMu dengan membawa cawan berisi darahKu
8. Aku telah
mengalahkan sengat maut - 1 Kor. 15:55
Juga berarti:
Juga berarti:
-
Aku sudah rnenggantikan kamu
mati di kayu salib
-
Segala penyakitmu, segala
kelemahanmu, keluh kesahmu sudah seiesai Aku tanggung.
[1] Substitution
(teori) merupakan salah satu istilah doktrin Kristen tentang
penebusan. Yesus menggantikan manusia dalam penghukuman dosa; memasuki dimensi
kutukan agar kita dilayakan masuk dalam dimensi berkat (salvation).
Sebab
dibalik cawan ada berkat Allah, sama dengan dibalik salib ada keselamatan. seakar
dengan kata eloah, elaha atau elohim sebab merupakan rumpun yang
sama dalam rumpun bahasa Semitik {semit). Nama El dapat kita temukan
dalam rumpun bangsa Semitik. Nama El/Elohim/Eloah, adalah nama pertama Tuhan
yang tercatat dalam kitab Kejadian sebelum nama 'Yahweh' diperkenalkan kepada
Musa dalam masa Keluaran (Kel.6:1-2).
El digunakan
sebagai nama diri dan juga sebagai sebutan untuk Tuhan, dan sekalipun Elohim
lebih banyak digunakan sebagai sebutan, kadang-kadang digunakan sebagai nama
diri Tuhan yang bersifat jamak. 'II' atau 'El' (baca Eel) adalah nama Tuhan
rumpun Semitik (keturunan Sem). Bangsa Ibrani melalui jalur keturunan Sem -
Arphaksad - Eber (dari nama ini disebut bangsa Ibrani) - Peleg -Abraham
(melalui Sara) menyebut II Semitik sebagai El/Elohim/Eloah, sedangkan melalui
keturunan Sem - Aram - lahir bangsa Siria yang menyebutnya 'Elah/Alaha'. Bangsa
Arab adalah keturunan Aram - Yoktan (Anak Eber) - Hagar (selir Abraham) -
Keturah (selir Abraham), menyebutnya dengan dialek mereka sebagai 'Ilah/Allah.'
Kata sandang 'Al' dalam bahasa Arab diletakkan didepan, sedangkan kata sandang
'Ha' dalam bahasa Aram diletakkan di belakang, kata sandang 'Ha' Ibrani
diletakkan di depan tetapi untuk nama Tuhan tidak umum ditulis. Tidak dapat
disangkal bahwa bangsa Ibrani, Aram, dan Arab masih berpangkal pada
El/Alaha/Allah dari Abraham/Ibrahim yang sama, sebagai Tuhan pencipta langit
dan bumi yang menciptakan Adam.
Allah memanggil Nuh dan
kemudian memanggil Abraham/Ibrahim yang disebut sebagai Bapa Orang Beriman
(atau Bapa Monotheisme) yang dalam jalur Arab secara turun-temurun oleh kaum
Hanif dirayakan sebagai 'Idul Adha.' Sebagai imbas perceraian bahasa di Babel
(Kej.ll) dan situasi lingkungan yang berbeda, nama Tuhan yang sama disebut
dengan dialek berbeda-beda namun masih dalam rumpun semitik (Tuhan ll/EI
Semitik berbeda dengan sesembahan lain seperti Brahman, Tao, atau Anatta yang
dipopulerkan sebagai 'Yang Satu' dalam inklusifisme). Namun, sekalipun ketiga
agama Semitik Yahudi, Kristen dan Islam menyembah Tuhan 'El/Allah' yang sama,
itu tidak berarti bahwa semua pengajaran/aqidah ketiganya sama.
Pengajaran/aqidah berbeda karena kepercayaan ketiganya didasarkan tradisi dan
kitab suci (yang dianggap masing-masing sebagai wahyu) berbeda mengenai
'El/Allah' yang sama itu. Pada jalur Ibrani, sebutan 'El' pernah merosot
ditujukan kepada berhala 'Anak Lembu' (Kel.32:4/lRaj.l2:28/Neh.9:18), namun
Musa dan para Nabi meluruskan kembali kepada 'El' Israel (El Elohe Yisrael,
Kej.33:20;46:3). Orang-orang Arab yang percaya. [1]Ini adalah
ungkapan dalam bahasa Aram e/o (i)- elo (i) lama sabkhtan (i)
artinya
Ya Aliahku Ya Aliahku mengapa Engkau meninggalkan Aku? Biasanya
[2] Ini adalah ungkapan dalam bahasa
Aram e/o (i)- elo (i) lama sabkhtan (i) artinya Ya
Aliahku Ya Aliahku mengapa Engkau meninggalkan Aku? Biasanya
[3] Ada tujuh
perkataan Tuhan Yesus di kayu salib: lj "Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab
mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat." 2) "Amin! Aku berkata
kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan bersama-sama dengan Aku di
Firdaus." 3) "Perempuan, inilah anakmu." 4) eloi eloi lama
sabakthani. 5) aku haus. 6) sudah selesai. 7) "Bapa, ke dalam tangan-Mu
Kuserahkan nyawa-Ku."
[4] Paling hakiki
[5] Untuk mengerti
arti dari penebusan, maka ada beberapa istilah Yunani yang digunakan untuk
menjelaskannya yakni (1) Kata penebusan berasal dari bahasa Yunan "agorazo" yang berarti "membeli
dari pasarVSeringkali kata itu berhubungan dengan penjualan budak dipasarMni
mengindikasikan bahwa orang percaya dibeli dari pasar budak dosa atau
dibebaskan dari budak dosa. Harga pembebasannya adalah kematian Kristus (1
Korintus 6:20; 7:23). (2) Kata exagoraso dari dua kata ex artinya ke/uar dari
dan agorazo artinya membeli dari pasar
budak. Jadi, exagorazo berarti budak yang dibeli dari
pasar sekaligus keluarkan atau dipisahkan - Kristus memerdekakan atau
meng-exagorazo-kan orang dari dosa - Galatia 3:13, 4:5 (3) Kata lutroo artinya mendapatkan kebebasan
melalui pembayaran suatu harga. Arti ini berkaitan dengan manusia ditebus
dengan darah Kristus - 1 Petrus 1:18.
Istilah lain
untuk penebusan adalah keselamatan (soterio). Dalam arti
yang lebih luas, soterio berarti kelepasan dari dosa
dan segala konsekuensi rohaninya, penghisapan ke dalam Tubuh Kristus dan
kelayakan memiliki kehidupan kekal bersama segala berkat dalam Kerajaan Kristus
(Luk. 1:77; 19:9; Yoh. 4:22; Kisah 16:17, Roma 1:16, dsb.).
Dalam PB
kata 'keselamatan' juga berkaitan dengan perawatan, kesembuhan, pertolongan,
penyelamatan, penebusan, atau kesejahteraan. Dalam pengertian iman kristiani
kata 'keselamatan' berarti luput dari kematian kekal dan memperoleh kehidupan
kekal (Roma 5:9; Ibr. 7:25). Inisiatif keselamatan sepenuhnya berasal dari
Allah (Yoh. 3:16) dengan kematian Tuhan Yesus Kristus di kayu salib sebagai
satu-satunya dasar (Kisah 4:12; Ibr. 5:9). Tuhan Yesus menggunakan kata soteria
ini sebanyak dua kali, yaitu dalam percakapan dengan Zakheus (Luk. 17:20,21)
dan percakapan dengan perempuan Samaria (Yoh. 4:22).
Komentar
Posting Komentar